Pages - Menu

Senin, Juli 22, 2013

Tulisan : Ketika Penulis Kehilangan Kata-Kata

Tulisan ini berawal dari kebingungan. Bukan kebingungan akan problema tentang hidup atau pun tentang rasa. Lebih tepatnya sih rasa disandingkan dengan kata kegalauan bukan kebingungan. Alaahh, bukan itu tujuan sebenarnya aku menulis ini.

Ini tentang susahnya aku menulis sebuah tulisan, mungkin  sebenarnya tentang sulitnya aku mengembang sebuah ide cerita dalam otak kanan maupun kiri menjadi sebuah tulisan. Hal ini sih lebih kerennya disebut writer’s block, keadaan di mana seorang penulis kebingungan membuat sebuah tulisan. Semua penulis pasti mengalaminya, dari penulis profesional sampai penulis pemula seperti aku. Itu sih kata-kata para penulis yang aku tangkap.
 
Masalahnya adalah hal ini benar-benar sudah menyugesti ku dalam beberapa minggu terakhir, bahkan beberapa bulan terakhir. Efeknya terasa, dimana aku menjadi kurang produktif menulis beberapa waktu belakang.

Jadi begini :
Sering sekali rasanya aku ingin menulis sesuatu, sudah ada tujuan menulis sebenarnya. Bahkan ide-ide tulisan sudah beralur sendiri dalam pikiranku. Namun ketika aku sudah berhadapan dengan namanya laptop, semuanya tiba-tiba menghilang. Itu seketika saja. Kadang aku sudah menulis beberapa kalimat pembuka sebuah tulisan, namun tiba-tiba aku berhenti. Malah, acap kali aku sudah berhasil membuat satu dua paragraf, namun berhenti juga. Ini yang sangat sangat dan sangat membuat aku bingung (Ingat : bukan galau).

Berakar dari masalah yang sudah agak kronis ini lah aku mencoba mencari permasalahannya. Lewat tulisan ini aku mencoba beranalisis sendiri. Kemudian, membuat hipotesis sendiri.

Masalah : Mengapa hal ini bisa terjadi secepat itu ? Mengapa alur dan ide cerita yang ada dalam pikiran ini bisa tiba-tiba berantakan ketika aku mulai untuk menulis ?

Nah, dari itu semua aku mencoba berdiam sejenak.

1 menit.

5 menit.

10 menit.

30 menit.

Tiba-tiba , jawabannya terlintas …

Hipotesis : Masalah kebingungan saat menulis yang aku alami ini terjadi karena ada kaitannya dengan karakter diriku sendiri. Jadi begini,….

Aku adalah tipe orang pemimpi. Maksudnya adalah saat aku tertarik pada satu hal (menulis cerpen misalnya). Aku langsung bermimpi ingin membuat cerpen maha dahsyat, cerpen seluarbiasa mungkin, penuh dengan makna kesastraan hebat.

Padahal, bisa tahu sendiri, tulisan-tulisan aku masih kelas kacang goreng. Belum bisa atau belum layak disandarkan dengan karya-karya maestro besar. Bahkan tulisan aku pun jarang dilihat para pembaca, belum ada tuh pembaca yang bilang karya ku bertalenta (Walau ada lah satu dua orang). Hahaha
Nah dari sini aku belajar satu hal bahwa bermimpi besar sih boleh, tapi melihat kemampuan diri juga lebih penting. Ini bukan berarti menciutkan diri, tapi lebih tepatnya —> mulailah sesuatu hal (dalam hal ini menulis) dari hal-hal sederhana, kalau bisa sesederhana mungkin.

Karena, nantinya ada suatu proses yang membuat hal yang sederhana itu menjadi luar biasa. Simpelnya sih, menulis itu seperti games lah, ada level-levelnya juga, bermula dari beginner sampai bermuara menjadi legend. Itu butuh proses. Kalau ada seorang penulis, sekali menulis langsung melejit. Itu hanya Allah yang tahu bagaimana hal itu bisa terjadi.

Kesimpulan : Akhirnya, berawal dari situlah aku mencoba mengubah pandangan. "Make something from a simple thing, because process will make you be everything". hahaha its a good point.

Sekarang, kebingungan pun akhirnya terselamatkan juga. Dari membuat sesuatu pokok bermasalahan. Kemudian dianalisa sebentar, jadi deh sebuah tulisan ini. Nah, kok malah jadi tulisan ya ? muncul deh kebingungan baru. Oke. untuk ini akan kita analisa di lain kesempatan. Terimakasih para pembaca sekalian.

*hal ini terjadi hanya pada penulis, kesamaan keadaan bukanlah suatu kesengajaan. Boleh setuju, boleh gak. Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar