Pages - Menu

Senin, Oktober 21, 2013

Tertegun

Terkadang jika dipikirkan, banyak sekali yang berubah dari kehidupan ini. Perjalanan beribu-ribu mil tahun lalu benar-benar menjadi sebab. Yang jika tanpa itu tak yakin secepat itu aku rasakan butir salju yang biasa turun akhir tahun, atau bahkan tak mungkin aku temukan kehangatan serta kerinduan sedalam ini.

Benar saja, seolah-olahnya langkah ini lebih kurang mengubah sudut pandang. Kadang kala ada rasa tak suka sejenak mengambil alih. Bukan karena agak enggan dengan keadaan yang ini, tapi sesungguhnya ingatan-ingatan tentang hidup lama masih saja menguasai. Aku sering kali terdiam sendiri, tenggelam dengan cerita-cerita waktu dulu.


Ada yang bilang padaku, "jangan kau lupakan jika kau tak bisa, tapi cobalah untuk tak mengingat". Barang kali kalimat ini ada benarnya, tapi apa semudah itukan untuk tidak mengingat setiap kepingan mozaik masa lalu ?

Atau barangkali, hati yang jadi masalah. Keikhlasan belum jadi teman yang sepantasnya membenarkan pemikiran ini. Jauh dari itu, aku hanya tenggelam dengan sesal yang tak jelas. Aku yang awalnya terlalu bersemangat mengubah arah, secepat itu terkelabui oleh rasa yang tak pantas. Ini seperti dilema, atau hati ini yang terlalu kosong untuk menerimanya. Semuanya sama saja bagiku.

Dan kini, aku masih tertegun saja dengan hal ini. Melelepkan mata sejenak seringkali menjadi pilihan paling tepat. Tapi, jauh dari itu. Aku hanya membiarkan dia terombang-ambing, bahkan guguran daun akasia belum membuatku sadar. Aku hanya terlela.


kamar malas, Oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar