Kamis, Maret 28, 2013
BUKAN SEBUAH KEINGINAN AWAL
Kalau saja aku diberi satu keinginan aku ingin menjadi dia. Dia yang selalu menjadi
kebanggaan setiap orang. Orang tuanya, guru-guru, teman-teman bahkan orang yang
mendengar namanya saja bangga terhadapnya setelah mendengar berderet
prestasinya dibacakan di depan para orang tua kami, semua orang yang hadir
dalam acara sacral ini.
Aku pun terpana mendengar berbagai penghargaan terlekat
pada dirinya. Bangga, jelas pasti dirinya bangga. Sedangkan aku ? aku tidak
memiliki prestasi tinggi sepertinya yang sudah berulang-ulang pergi mengikuti
kompetisi diberbagai penjuru kota maupun provinsi hingga nasional. Merunduk meratapi
nasipku. Aku ingin sekali mengukir namaku dalam catatan daftar prestasi di
sekolah ini. Sayang, itu semua pasti tidak mungkin lagi. Waktu tak akan bisa
mengembalikanku walaupun hanya sedetik. Penyesalan tak pernah datang lebih
awal.
Rabu, Maret 27, 2013
Belajar Melukis Realis :))
Hmm di tengah kesibukan saya berkutat dengan bahasa Rusia yang luar biasa menyakitkan otak. Saya sedang tertarik untuk belajar melukis realis.
Prinsip dasar dari melukis realisme adalah “Meniru dengan persis dan membandingkan dengan tepat”.
Setelah melalui proses panjang sehingga prinsip dasar itu cukup
dikuasai, barulah mengarah pada “muatan/isi lukisan” seperti : tema,
ide, gagasan,visi, misi, pesan dan sebagainya. Dan selanjutnya kedua
hal tersebut (tehnik dan isi lukisan) berproses dan berjalan secara
simultan, menyatu dalam diri seniman / pelukis .
Namun semua teori tersebut tidak lah semudah yang dibayangkan, apalagi bagi saya yang masih amatir dalam melukis realis. hehe Semua itu butuh waktu dan proses yang panjang untuk memperoleh hasil lukisan yang benar-benar hidup . hehhe
ini adalah lukisan pertama yang saya anggap cukup persis hehe Lukisan ini saya buat dengan menghabiskan waktu sepanjang hari :))
objek lukisan
lukisan pertama saya
Minggu, Maret 24, 2013
Kita dan Masalah
Masalah adalah suatu kata yang tidak akan pernah lepas dari diri kita sebagai manusia. Masalah layaknya sebuah organ tubuh yang akan selalu mendampingi kita dalam menjalani kehidupan. Masalah adalah bagian penting dari sistem hidup yang telah sejatinya merupakan bagian penting dalam hidup yang menjadikan setiap individu manusia dapat mengerti apa itu hidup dan makna dari kehidupan itu sendiri.
Menembus Batas Kemampuan Otak Manusia
Saya tertarik dengan artikel yang berjudul ” Menembus Batas Kemampuan Otak Manusia ” oleh http://www.poztmo.com . Artikel ini benar-benar menginspirasi setiap yang membacanya . Selamat membaca , semoga terinspirasi ))
Manusia diciptakan oleh Sang Pencipta dengan semua kesempurnaan. 2
hal yang ada pada diri manusia, yang membedakan manusia dengan mahluk
lain, yaitu otak dan hati.
Otak manusia tak hanya berfungsi sebagai pusat kontrol terhadap
organ-organ atau anggota tubuh, tetapi juga sebagai pengendali dari
semua apa yang dilakukan, dipikirkan dan rasakan.
Penelitian menemukan bahwa ternyata pada umumnya manusia baru
menggunakan 5% dari total kemampuan yang dimiliki. Nah, lalu kemana yang
95% lagi?
“Menuurt peenltiian di Cmabridge Uinvertisy, urtuan hruuf dlaam seubah ktaa sbeanernya tdaik mejnadi malsaah, kearna oatk mausnia menretjmeahkan ktaa berasdarkan hruuf partema dan terkhair. Siasnya dpaat daicak ttaepi musania maish dpaat mebmaca tnapa maaslah. Ini kraena oatk muansia tdiak mabmaca steiap huurf, taetpi seacra kseuleurhan”
Pada paragraf diatas, kita masih tetap bisa membacanya dengan lancar
dan memahami artinya padahal kata-kata diatas sejatinya tidak pernah
ada di kamus manapun. Itulah otak manusia.
Manusia tidak perlu membaca satu persatu huruf untuk memahami sebuah
kata, melainkan langsung secara keseluruhan dari satu kata tersebut.
Volga dan Aku (2)
Biasanya ada petugas
kebersihan yang tiap pagi hari membersihkan tempat ini dari sampah alam maupun
sampah manusia yang kurang peduli dengan lingkungan. Padahal sudah dijejer dua
buah tong sampah besar lengkap dengan slogan “Buang sampah di sini!!”. Terkadang
memang agak susah mengajari manusia tentang pentingnya hal yang kecil seperti
ini. Tak terkecuali diri aku sendiri.
Burung gagak terlihat
berebutan potongan roti di antara dahan yang kelihatannya rapuh namun kuat. Aku
yakin potongan roti tersebut didapatnya setelah menjarah beberapa tong sampah.
Tampak anak-anak gagak yang belajar
terbang, mencoba mengepakkan sayap, perjuangan hidup dimulai wahai burung kecil.
Menarik memang dan
tanpa sadar aku telah berada di ujung taman. Ku buang gelas plastik kopi yang
sudah habis ku minum di tong sampah sebelah kanan lampu jalan. Aku pun berlari
menuju asrama yang sudah terlihat di hadapanku.
Langganan:
Postingan (Atom)