Udara dingin angin utara mulai merasukiku di tempat ini. Di tepi Volga, aku sendiri menatap matahari tenggelam, lalu mencoba sedikit saja mengingat kejadian dalam hidup. Jemari yang awalnya hangat kini mulai terkontaminasi dengan asutan udara senja musim gugur. Ada sekelompok burung dara membentuk formasi segitiga, ada nelayan yang masih memaksakan diri berlayar di bawah indah cahaya bulan. Aku adalah bagian dari semesta alam ini.
Sepertinya hari sudah mulai gelap. Aku putuskan
pulang menuju asrama yang letaknya tidak terlalu jauh dari tempat aku berdiri
sekarang, di tepi sungai Volga. Aku berjalan menyusuri flat-flat kaum elit yang
bermobil mewah. Terlihat kios-kios kecil terbuka dengan beberapa jenis viva dan vodka yang disusun rapi dalam mesin pendingin tentunya. Jalanan
yang mulai terlihat sepi karena orang-orang lebih memilih berada dalam rumah
yang lebih hangat dan nyaman.
Sebelum sampai di asrama aku mampir sejenak di sebuah kios kecil yang letaknya tak terlalu jauh tempat aku tinggal.
Sebelum sampai di asrama aku mampir sejenak di sebuah kios kecil yang letaknya tak terlalu jauh tempat aku tinggal.
“Привет, tolong segelas kopi hangat tanpa gula” ujar ku kepada
seorang penjual penjaga kios yang sudah aku kenal dalam 3 bulan ini.
“Ini kopimu, 30.50
rubel” tangannya serta merta memberikan segelas kopi yang aku pesan tadi.
“Спасибо, пока!” jawabku sambil memberi uang dangan jumlah yang pas
tanpa kembalian. Kemudian aku bawa segelas kopi tersebut dan berjalan menuju
asrama yang jaraknya sekitar 500 meter dari kios tersebut.
Penjaga kios tadi Dimitri
namanya, pria berbadan besar berotot, bermata biru tajam, bermodel rambut cepak
khas pria Rusia dan sangat perhitungan dalam masalah uang. Jangan coba-coba
datang membeli sesuatu dengan jumlah uang yang kurang. Satu rubel saja kurang,
Dimitri akan mengusirmu dari kiosnya. Nanti aku ceritakan semua tentang Dimitri
yang penampilannya seperti tentara merah Rusia yang siap meluncurkan rudal
penghancur.
Aku berjalan melewati
taman kecil dengan bangku taman dan lampu taman yang terang benderang setiap
pukul 6 sore, ada beberapa pohon Maple
besar yang sudah rontok sebagian daunnya. Jalanan dibuatnya semberaut,
daun-daun Maple yang besar telah membuat taman ini sedikit tidak menarik untuk
dipandang. Ditambah lagi dengan beberapa botol vodka yang tergeletak
sembarangan. Pemandangan yang ganjil. bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar